MENGAMBIL PELAJARAN DARI FILM “HOME ALONE” ANAK GAK NYAMAN DENGAN KELUARGANYA? KO BISA?


Siapa yang familiar dengan salah satu film keluarga yang selalu tayang saat menjelang natal dan tahun baru? Ya, Home Alone. Film yang dirilis sejak tahun 1990 ini mengisahkan tentang Kevin McCallister, anak lak-laki berusia 8 tahun yang pandai melawan 2 perampok di rumahnya saat dirinya tertinggal di rumah ketika keluarganya pergi berlibur natal.

Namun, ada yang unik dari film ini. Ketika Kevin tahu dirinya tertinggal di rumah saat keluarganya hendak berlibur, ia justru malah merasa senang. Kenapa senang? Bukankan anak akan menangis jika mereka ditinggal oleh orang tua atau keluarganya? Jadi, ternyata ada beberapa faktor yang membuat Kevin merasa senang saat dirinya tahu bahwa ia tertinggal di rumah sendirian saat keluarganya pergi berlibur, diantara lain :

1. Dipisahkan dan diabaikan.
Dalam kehebohan persiapan liburan, Kevin merasa diabaikan dan dipisahkan. Keluarganya terlalu sibuk dengan perisiapan, dan Kevin merasa tidak ada yang memperhatikannya.

2. Perselisihan dengan saudara-saudaranya.

Kevin sering kali terlibat dalam perselisihan dan konflik dengan saudara-saudaranya. Ini dikarenakan Kevin sering dijaili bahkan diremehkan oleh saudara-saudaranya.

3. Rasa kesal dan kesepian.
Kevin merasa kesal karena tidak diizinkan untuk melakukan beberapa hal yang diinginkannya. Sementara orang tua Kevin terlalu fokus bekerja dan kurang memberikan waktu, selain itu Kevin sering dimahari. Hal inilah yang menciptakan rasa kesepian dan merasa tidak dihargai.

Karena hal itulah Kevin merasa senang tinggal sendirian di rumah. Kevin merasa bebas tanpa aturan dan pembatasan, tidak ada pengawasan, tidak ada konflik dengan saudara-saudaranya. Dengan itu, Kevin memiliki kebebasan untuk mengeksplore segala yang ada rumahnya.

Dari beberapa faktor diatas kita telah mengetahui penyebab anak menjadi tidak nyaman bahkan jika ia bersama dengan keluarganya sendiri. Hal inilah yang dapat kita ambil pelajaran dari film Home Alone bahwa, anak juga memerlukan validasi. Selain itu bukan hanya orang tua saja, tetapi anak juga ingin didengar serta diperhatikan. Lalu, apa yang sebaiknya para orang tua lakukan jika anak-anak kalian seperti Kevin?

1. Memastikan keadaan anak-anaknya.
Para orang tua harus selalu memahami dan memastikan perasaan anak-anak mereka. Apakah anak-anak mereka dalam keadaan senang, sedih, nyaman, tidak nyaman, dan sebagainya. Karena ini adalah kunci untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan orang tua dengan anak. Dengan memastikan keadaan anak-anak juga dapat menciptakan lingkungan di mana anak merasa didukung dan diterima serta akan memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan mereka.

2. Mendengarkan anak dan memberikan perhatian kepada mereka.
Buibu, penting untuk diingat bahwa waktu dan perhatian yang diberikan kepada anak-anak tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan fisik mereka saja, tetapi juga dengan aspek-aspek emosional dan psikologis yang mendukung perkembangan holistik mereka. Perlu diingat juga, mendengarkan dan memberi perhatian merupakan investasi berharga untuk masa depan anak-anak, membangun pondasi yang kuat untuk menjalin hubungan yang sehat dan positif dalam keluarga.

3. Beri pengertian yang “gentle” jika memang kalian sedang sibuk.
Untuk buibu dan paksu jika kalian sedang sibuk jangan lupa untuk selalu memberitahu anak-anak kalian dengan cara yang gentle ya, agar mereka mengerti. Mengomunikasikan keseharian yang sibuk kepada anak-anak dengan cara yang lembut dan jujur dapat membantu menciptakan pemahaman kepada anak-anak. Penting untuk selalu terbuka terhadap perasaan anak-anak dan memberikan dukungan sebanyak mungkin, bahkan ketika kalian sibuk.

Menurut buibu, adakah pelajaran lain yang dapat kita pelajari dari film Home Alone ini???

Komentar

Postingan Populer