Sering Disebut Generasi Malas? Ini 5 Fakta Gen Z yang Mungkin Kamu Belum Tahu!



Generasi Z atau yang akrab disebut dengan Gen Z merupakan generasi yang lahir pada tahun kisaran 1997 sampai dengan 2012-an. Gen Z juga merupakan generasi pertama yang tumbuh dengan segala perkembangan internet, sosial media, sampai dengan alat teknologi canggih dan modern. Makanya tidak heran ya, kenapa generasi ini akrab sekali dengan sebutan generasi digital.

Tumbuh di dunia yang serba modern dengan segala kemudahan yang ada di dalamnya, Gen Z seringkali digadang-gadang sebagai generasi yang memiliki sifat malas. Banyak dari mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya di depan layar. Entah itu layar smartphone, komputer, dan lain-lain. Karena kebiasaan itu, Gen Z juga seringkali dicap malas untuk bekerja keras dan beraktivitas fisik sebagaimana yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.

Namun, dibalik adanya stereotip “malas” pada Gen Z sebetulnya tidak semua Gen Z dapat dikategorikan malas dan persepsi ini seringkali tidak sepenuhnya akurat, ya! Tentu kita tahu pada dasarnya perubahan generasi akan memberikan perubahan juga pada nilai-nilai di dalamnya. Sama halnya dengan Gen Z. Gen Z lebih menyukai efisiensi dan fleksibilitas. Dalam bekerja, Gen Z cenderung memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada mungkin hal ini jugalah yang mengakibatkan Gen Z dicap sebagai generasi yang “malas” karena kemudahan teknologi yang membuat segala pekerjaan menjadi lebih instan dan cepat.

Kerja cerdas yang dilakukan oleh Gen Z dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, tidak bisa dipukul rata bahwa itu adalah bentuk dari kemalasan seseorang. Karena, banyak juga loh fakta-fakta menarik yang dapat mematahkan Gen Z adalah generasi “malas” yang mungkin kamu belum ketahui, ini buktinya:


1. Kreatif dan mandiri
Gen Z lahir dan tumbuh besar di tengah kecanggihan teknologi, jadi wajar saja kalau mereka paham banget cara memanfaatkan teknologi untuk segala hal. Bukan asal memainkan teknologi yang ada, mereka juga punya bakat kreatif yang luar biasa. Seperti halnya, banyak Gen Z yang sukses jadi influencer, content creator, atau bahkan entrepreneur muda yang bisa meraih pemasukan yang fantastis dengan memanfaatkan sosial media.

2. Manajemen keuangan yang baik
Selain akrab dengan dunia digital, ternyata Gen Z tumbuh sebagai generasi yang banyak belajar dari pengalaman generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya mengamati keberhasilan, tetapi juga kesalahan yang pernah terjadi. Hal ini yang membuat mereka berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama dalam hal-hal besar seperti keuangan.

Dikutip dari haltev.id Gen Z sudah memiliki pandangan yang matang tentang keuangan. Sebuah survei dari Bank of America menyatakan bahwa 54% dari Gen Z telah mulai menabung untuk masa depan mereka. Gen Z cenderung lebih tertarik investasi dalam bentuk saham atau semacamnya. Mereka menggunakan kemampuan aplikasi keuangan untuk memantau dan mengelola uang mereka.

3. Terlibat dalam sosial dan aktivisme
Gen Z dikenal sebagai generasi yang memperjuangkan isu-isu sosial di lingkungan. Mereka sering terlibat dalam kampanye online bahkan terkadang mereka memulai gerakan sosial yang berdampak besar. Dengan adanya kemajuan teknologi dan internet, Gen Z seringkali menggunakan hal tersebut untuk menyuarakan pendapat mereka di platform digital. Dikutip dari haltev.id menurut survei yang dilakukan oleh Amnesty International, 70% dari Gen Z mereka memiliki tanggung jawab untuk membuat dunia menjadi tempat yang aman dan lebih baik. Jadi, kalau disebut Gen Z hanya fokus pada kehidupan pribadi mereka, ternyata tidak juga ya! Mereka juga punya kepedulian yang besar terhadap dunia.

4. Kesehatan mental prioritas pertama
Jika generasi sebelumnya lebih memilih memendam masalah, Gen Z justru mempopulerkan keberanian untuk terbuka. Mereka tidak ragu untuk membahas tentang kesehatan mental di ruang publik. Berdasarkan informasi American Psychology Association (APA) yang dikutip dari karenmccullough.com, sebanyak 53% Gen Z melaporkan stress yang signifikan akibat laporan pelecehan dan penyerangan seksual. Ini terlihat bahwa keberanian mereka tidak hanya semata-mata untuk berbicara jujur, tetapi juga lebih kepada mencari solusi dan menjadi teman untuk orang-orang yang mungkin memiliki nasib yang sama.

Disisi lain sebagaimana yang dikutip dari karenmccullough.com, saat perusahan-perusahaan mempersiapkan karyawan untuk kembali ke tempat kerja, prioritas utama Gen Z adalah menghilangkan stigma kondisi mental. Gen Z menjadikan kesejahteraan dan kesehatan mental karyawan sebagai prioritas tempat kerja, agar karyawan dapat berkembang dan merasa didukung.



5. Ramah lingkungan secara nyata
Isu lingkungan bukan sekedar tren bagi Gen Z, melainkan bagian dari gaya hidup mereka. Gen Z cenderung akan memilih produk yang ramah lingkungan, baik dalam kemasan maupun proses produksinya. Tak jarang juga banyak Gen Z yang berani mengkritik brand yang melakukan “greenwashing”. Menurut studi dari First Insight yang dikutip oleh haltev.id, 73% dari Gen Z bersedia membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan. Pernahkan kamu melihat Gen Z yang membeli kopi tetapi membawa tumbler pribadi? Itu salah satu bentuk ramah lingkungan secara nyata, loh!

Jadi, apakah Gen Z benar-benar malas? Nyatanya, stereotip ini tidak sesederhana itu untuk diungkapkan. Hidup di era digital yang serba cepat, Gen Z justru memiliki banyak kepedulian yang pantas dihargai seperti, mulai dari kreativitas sampai dengan kepeduliannya terhadap isu-isu yang ada di lingkungan. Sebelum terburu-buru menilai, mari kita pahami semuanya lebih mendalam. Berikan kepercayaan dan kesempatan untuk Gen Z berkembang dengan cara mereka sendiri, dengan harapan adanya perubahan positif yang mereka bawa dari balik layar gadgetnya tersebut.

Komentar

Postingan Populer